· Edukasi Busa · 4 min read
Kenapa Filler Merusak Busa?
Busa kalsium banyak peminatnya karena keras dan murah, apalagi untuk kasur busa. Tapi ternyata kalsium itu sebenarnya merusak dan berbahaya.
Filler adalah salah satu komponen yang banyak dipakai oleh pabrik busa skala kecil untuk proses pembuatan busa mereka.
Ada 2 jenis filler namun yang paling popular adalah kalsium (Calcium Carbonate) karena murah dan cukup versatile (bisa dipakai untuk berbagai macam kegunaan jika sedang tidak terpakai).
Fungsi dari filler kalsium ini adalah untuk menambah berat busa untuk meningkatkan density. Misal: komposisi kimiawi busa adalah untuk membuat density 13 namun ditambah filler untuk menambah beban sehingga saat ditimbang mencapai berat untuk busa density 16 (kadang bisa sampai 18).
Tentu saja penghematan biayanya sungguh besar, apalagi jika pabrik tersebut memproduksi banyak sekali busa dalam sehari.
Maka itu busa kalsium menjadi cukup populer. Walaupun kenyataan pahitnya adalah banyak konsumen tidak mengetahui mengenai hal ini. Sehingga konsumen merasa busa density tinggi ini harganya murah dibanding toko lain.
Tapi penggunaan kalsium sangat dihindari pabrik-pabrik besar berkualitas tinggi. Karena kalsium memberi banyak dampak negatif pada busa, dan ini akan berdampak pada menurunnya kualitas produk sehingga bisa berujung pada rusaknya brand produk.
1. Struktur Sel Pecah
Salah satu yang membuat pabrik busa berkualitas ekspor enggan menggunakan bahan ini karena kalsium memecah struktur sel.
Reaksi polyol saat bertemu dengan isocyanate adalah membentuk rantai jaringan polymer dengan rongga-rongga udara di dalamnya. Sehingga busa bisa tetap kuat, fleksibel, dan ringan.
Keberadaan filler (kalsium) menghalangi rantai ini saling terbentuk.
Ini membuat busa menjadi lebih getas dan mudah sobek.
2. Mengelabui Density
Density adalah tingkat kepadatan struktur sel busa dalam 1 meter kubik. Maka bisa dibilang density adalah faktor penting dalam menentukan kualitas busa.
Cara untuk mengukur density adalah dengan menimbang busa tersebut dan dibagi dengan volume.
Penggunaan filler kalsium untuk menambah berat busa saat ditimbang, akan mempengaruhi hasil waktu dibagi dengan volume. Jadi busa terkesan berat, padahal isinya tepung.
Kualitas jadi jauh berbeda. Ya bayangkan saja kamu beli gula pasir 10 kg, tapi 4 kg nya itu pasir. Tidak bisa dinikmati, dan malah merusak gulanya itu sendiri.
3. Tidak Bisa Vakum
Jangan harap busa berkalsium bisa divakum. Dengan kondisi sel yang patah, jika busa dipress (atau diinjak-injak untuk vakum manual), maka busa tidak akan kembali ke bentuk semula.
Tidak bisa vakum tentu akan menimbulkan masalah ketika busa tersebut akan dikirim ke suatu tempat baru. Misalnya saat pindah rumah, pindah ke luar kota, atau memang ingin menghemat biaya pengiriman.
4. Produksi Tidak Stabil
Penambahan zat apa pun ke dalam campuran kimia sebelum jadi busa, akan mempengaruhi hasil busanya. Maka itu ada takaran dan best practices yang perlu diikuti.
Masalah dengan filler adalah kalsium hanyalah tepung-tepung yang tidak mudah untuk larut dalam campuran kimia. Dan jika ditinggalkan, akan mengendap di dasar wadah.
Proses pengadukan yang lebih lama akan membuat udara banyak masuk ke dalam campuran kimia. Ini yang menyebabkan busa bolong-bolong atau juga berpori-pori kasar.
5. Menutup Jalur Udara, Resiko Terbakar Tinggi
Kalsium memang tidak bereaksi saat terjadi pertemuan dengan campuran kimia. Karena memang fungsi utamanya hanyalah sebagai penambah beban.
Namun karena partikel-partikel halus ini akan menempel pada sel-sel busa, akan menghambat jalur udara (airflow) dari busa yang seharusnya mempunyai struktur sel terbuka (open cell).
Terhambatnya jalur udara membuat busa tidak nyaman untuk diduduki maupun ditiduri. Busa yang pada dasarnya memang kurang baik untuk sirkulasi panas, menjadi lebih buruk karena lubang-lubang sel tertutup oleh partikel kalsium.
Untuk tempat produksi pun berbahaya karena panas yang tidak dapat keluar dari dalam dapat mengakibatkan kebakaran. Belum lagi bau-bau kimia hasil dari proses produksi, tidak bisa keluar dan menetap di dalam busa sampai jangka waktu yang tidak dapat ditentukan.
Kesimpulan
Tiap pabrik biasanya menggunakan kadar kalsium yang berbeda-beda pada produknya. Semakin banyak pemakaian kalsium, semakin rendah biaya produksi dan kualitas busa-nya.
Pabrik-pabrik yang mengedepankan kualitas dibandingkan harga, sangat menghindari penggunaan filler kalsium sebagai salah satu value mereka.
Sebagai ganti kalsium biasanya pabrik menggunakan additive Polymer Polyol (POP) untuk meningkatkan kekerasan busa tanpa mengurangi kualitas lain seperti kekenyalan dan elongation (pemanjangan).
MS Foam
Pabrik busa yang memproduksi busa dalam ukuran standar maupun custom. Hubungi kami di 0215580197, 0881082916666, ms.foam@gmail.com untuk meminta sample.